Sunday, January 26, 2014

ANEMIA




BAB  I

LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Konsep Dasar Medis
1.      Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit  serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau kurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah.
2.      Penyebab
Kehilangan darah karena kecelakaan operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, haemorhoid, karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah merah dan terhentinya pembuat sel darah merah oleh sum-sum tulang (kerusakan sum-sum tulang).
3.      Jenis anemia sesuai dengan penyebabnya :
a.       Anemia pasca perdarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masif seperti kecelakaan, operasi, dan perdarahan yang menahun.
b.      Anemia defisiensi besi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah juga karena pada kekurangan gizi.
 c.       Anemia aplastik
Diakibatkan oleh karena rusaknya sum-sum tulang, gangguan berupa berkurangnya sel darah dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sum-sum tulang.
d.      Anemia megaloblastik
Penyebabnya antara lain karena : defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat. Kehilangan darah yang mendadak 30 % atau lebih dapat menimbulkan gejala antara lain : gelisah, keringat dingin, pucat, lemas dan sesak nafas. Tindakan yang diberikan untuk menanggulangi, diberikan ferro sulfat atau zat besi, transfusi darah, plasma dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
4.      Fisiologi
Volume darah secara keseluruhan, kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan (serum) sedangkan 45 % lainnya terdiri dari sel darah, serum darah, dan plasma darah. Dalam 91,1 persen terdapat protein 8,0 persen, yang terdiri dari albumin, globulin, prothrombin, dan fibrinogen, mineral 0,9 persen yang terdiri dari natrium chlorida, fosfor, natrium bicarbonat, garam dari calcium magnesium dan besi lainnya, sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu glukose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol, dan asam amino, sedangkan sel darah terdiri dari tiga jenis, yaitu : eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Fungsi darah :
Darah bekerja sebagai sistem transport dari tubuh untuk mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan tubuh.
a.       Fungsi sel darah merah
Mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari dioksida.
b.      Fungsi sel darah putih
Menyediakan banyak bahan pelindung dan karena gerakan fagositosis dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap serangan bakteri.
c.       Fungsi plasma
Membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya dan sebagai kendaraan sebagai pengangkut bahan buangan ke berbagai eksretorik untuk dibuang.
d.      Fungsi pembentukan darah
Adalah penting dalam pengumpulan darah, pengumpulan darah adalah suatu proses yang majemuk dan berbagai faktor untuk melaksanakannya. Sebagaimana diketahui bahwa trimbin adalah alat untuk mengubah fibrinofen menjadi fibrin, trombin tidak ada di dalam darah normal yang masih ada di dalam pembuluh darah tetapi yang ada hanyalah protrombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif trombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah ke tempat yang luka diduga terutama trombokinase terbentuk karena terjadi kerusakan pada trombosit yang selama ada garam. Calsium dalam darah akan mengubah protrombin menjadi trombin sehingga terjadi pembekuan darah.
5.      Gambaran klinis
Pada penyakit anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirim ke jaringan. Kehilangan darah mendadak 30 % atau lebih seperti pada perdarahan menimbulkan simtomatologi dan pada anemia ringan adalah gelisah, keringat dingin, sesak nafas dan pucat.
Pada anemia berat dapat terjadi kolaps paru dan kadang-kadang terjadi shock yang menyebabkan payah jantung, karena otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Sesak nafas dan cepat lelah merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen. Sakit kepala, kelemahan otot dan pucat, gejala lain yang timbul terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala atau tanda nausea, anoreksia, konstipasi, diare. Hal diatas dapat juga disebabkan karena anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat, anemia aplastik, oleh karena rusaknya sumsum tulang.
6.      Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi bersifat lokal dan sistemik. Pada perdarahan lokal dan kecil biasanya tidak penting kecualli mengenai bagian yang sangat penting sehingga dapat menimbulkan kematian, perdarahan pada otak menyebabkan substansi pada otak dan mengganggu fungsi otak.
Suatu mekanisme dari tubuh bila terjadi perdarahan ialah berupa kontraksi pada tempat pembuluh darah robek, yaitu usaha tubuh untuk mencegah yang lebih banyak selain itu, trombosit dan jaringan membentuk zat agar terjadi pembekuan darah.
7.      Penatalaksanaan
Bila terjadi perdarahan mendadak dimana keluarnya darah sekitar 15 – 20 % atau lebih, tindakan yang diberikan adalah transfusi darah. Pemberian plasma (plasma ekspander/plasma substitute) dalam keadaan darurat, pemberian cairan intravena atau cairan infus apa saja yang tersedia. Sedangkan perdarahan yang memberikan pengaruh lambat dapat diberikan transfusi packet red sell, karena isi darah sudah dapat dipertahankan.
Perawatan
Tirah baring/istirahat dan kepada pasien diberikan makanan yang mengandung gizi tinggi, serta dukungan bagi klien dan kebutuhan untuk memberikan informasi dan bimbingan mengenai keadaan pengobatan dan perawatan anemia.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan digunakan suatu pendekatann proses keperawatan yang terdiri dari langkah-langkah ilmiah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.      Pengkajian data
a.       Pengumpulan data
1.)    Biodata terdiri dari : nama pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa dan alamat.
2.)    Riwayat kesehatan sekarang
Gejala-gejala yang mendasar pada penyakit anemia adalah kehilangan komponen-komponen darah.
3.)    Status hematologis
Adanya penurunan kadar hemoglobin yang ditandai dengan anemia.
4.)    Tingkat kesadaran
Komposmentis.
5.)    Riwayat kesehatan sebelumnya.
a.)    Riwayat pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama.
b.)    Riwayat penyakit lain yang pernah diderita.
c.)    Riwayat nutrisi apakah defisiensi terhadap suatu makanan.
d.)   Kebiasaan sehari-hari tentang makanan dan minuman.
 6.)    Pemeriksaan fisik
a.)    Gejala umum
(1.)  Kelemahan otot
(2.)  Sering lemah
(3.)  Kulit pucat
b.)    Gangguan pada susunan saraf pusat
(1.)  Pusing
(2.)  Klien apatis
(3.)  Penurunan perhatian
(4.)  Kaki tangan terasa dingin
c.)    Aktifitas dan istirahat
(1.)  Rasa lemah dan lesu
(2.)  Aktivitas menurun
(3.)  Mengantuk dan ingin tidur
(4.)  Sesak nafas bila beraktivitas
d.)   Kardiovaskuler
(1.)  Tekanan darah menurun kadang normal
(2.)  Jantung berdebar
(3.)  Dapat terjadi gagal jantung
b.      Klasifikasi Data
Aktifitas menurun, merasa lemah dan pusing dan juga sakit kepala dan sesak bila berjalan.
Data objektif pasien mengalami lemah, warna kulit pucat, respon lambat, perhatian menurun dan nampak lemah.
Diagnosa keperawatan :
a.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Haemoglobin.
b.      Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay O2 dan kebutuhan.
c.      Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
d.     Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.
e.      Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan asupan diet, perubahan proses pencernaan.
f.       Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
g.  Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
2.      Perencanaan
a.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Haemoglobin.
Tujuan     :   Menunjukkan perfusi adekuat
Kriteria :
-          Tanda vital stabil
-          Membran mukosa warna merah muda
-          Pengisian kapiler baik
-          Haluaran urine adekuat
-          HB 12 – 14 gr %
Rencanan tindakan :
1.)   Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler.
Rasional    : Memberikan informasi tentang derajat perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi.
2.)   Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas.
Rasional  : Dispneu, menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
3.)   Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.
Rasional    : Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer, kenyamanan pasien rasa hangat harus seimbang.
4.)   Kaji respon verbal, gangguan memori.
Rasional     : Dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena hypoksia dan penurunan vitamin B12.
5.)   Kolaborasi pemberian O­2 (Oksigen).
Rasional    :   Memaksimalkan transpor O2 ke jaringan.
6.)   Kolaborasi untuk transfusi darah.
Rasional    :   Memenuhi kebutuhan darah.
b.      Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay O2 dan kebutuhan.
Tujuan     :   Melaporkan peningkatan aktivitas intolerans
Kriteria :
-          Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intolerance, misalnya nadi, pernafasan dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Rencanan tindakan :
1.)   Kaji kemampuan pasien dalam aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).
Rasional    :   Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
2.)   Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan serta kelemahan otot.
Rasional    :   Menunjukkan perubahan neurologis (karena defisiensi vitamin B12).
3.)   Awasi tanda vital selama dan sesudah aktivitas.
Rasional    :   Manifestasi kardiopulmonal sebagai upaya jantung dan paru membawa O2 yang adekuat ke jaringan.
4.)   Berikan lingkungan tenang.
Rasional    :   Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan O2 tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru-paru.
5.)   Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu.
Rasional    :   Untuk mengurangi aktivitas, sehingga kebutuhan O2 dapat diminimalkan.
c.      Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
Tujuan     :   Nutrisi terpenuhi.
Kriteria :
-          Tidak mengalami tanda malnutrisi
-          Porsi makan dihabiskan.
-          BB dalam batas normal.
Rencanan tindakan :
1.)   Kaji pola nutrisi.
Rasional    :   Mengidentifikasi defisiensi, membantu menentukan intervensi selanjutnya.
2.)   Observasi dan catat masukan makanan pasien.
Rasional    :   Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
3.)   Timbang BB tiap hari.
Rasional    :   Mengawasi penurunan BB dan keefektivan intervensi nutrisi.
4.)   Kolaborasi pada ahli gizi.
Rasional    :   Membantu dalam membuat rencana diet.
5.)   Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin B12 dan suplemen mineral.
Rasional    :   Kebutuhan vitamin dan mineral tergantung pada tipe anemia.
6.)   Berikan suplemen nutrisi.
Rasional    :   Meningkatkan masukan protein dan mineral.
d.     Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.
Tujuan     :   Mempertahankan integritas kulit.
Kriteria :
-          Mengidentifikasi faktor resiko/perilaku individu untuk mencegah cedera dermal.
Rencanan tindakan :
1.)   Kaji integritas kulit.
Rasional    :   Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan immobilisasi.
2.)   Ubah posisi secara periodik.
Rasional    :   Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit.
3.)   Ajarkan agar permukaan kulit kering dan bersih.
Rasional    :   Area lembab dan terkontaminasi memberikan media bagi pertumbuhan bakteri patogen.
e.      Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan asupan diet, perubahan proses pencernaan.
Tujuan     :   Fungsi pencernaan kembali normal.
Kriteria :
-          Konstipasi dan diare tidak terjadi.
Rencanan tindakan :
1.)   Observasi warna faeces, konsentrasi, frekwensi dan intervensi yang tepat.
Rasional    :   Membantu mengidentifikasi penyebab dan intervensi yang tepat.
2.)   Auskultasi bunyi usus.
Rasional    :   Peningkatan pada diare dan penurunan pada konstipasi.
3.)   Awasi masukan dan haluaran.
Rasional    :   Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan dan alat dalam mengidentifikasi defisit diet.
4.)   Hindari makanan yang membentuk gas.
Rasional    :   Menurunkan distress gastria dan distensi abdomen.
5.)   Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dan tinggi kalori.
Rasional    :   Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dan alirannya sepanjang tractus intestinal.
f.       Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Tujuan     :   Tidak terjadi infeksi.

Kriteria :
-          Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rencanan tindakan :
1.)   Awasi tanda-tanda infeksi.
Rasional    :   Untuk mengetahui lebih dini dan membantu pada intervensi.
2.)   Pertahankan tehnik aseptik pada prosedur perawatan pasien.
Rasional    :   Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri.
3.)   Berikan perawatan kulit, perianal dengan oral dengan baik.
Rasional    :   Menurunkan resiko kerusakan jaringan/kulit dan infeksi.
4.)   Kolaborasi pemberian obat antibiotik topikal dan antibiotik sistemik.
Rasional    :   Untuk pengobatan proses infeksi luka.
g.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Tujuan     :   Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostik dan rencana pengobatan.
Kriteria :
-          Mengidentifikasi faktor penyebab
-          Melakukan tindakan yang perlu/perubahan pola hidup.
Rencanan tindakan :
1.)   Berikan informasi tentang anemia.
Rasional    :   Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan meningkatkan kerjasama dalam program terapi.
2.)   Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik.
Rasional    :   Ansietas/takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan menurunkan ansietas.
3.)   Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia.
Rasional    :   Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien.
4.)   Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus.
Rasional    :   Daging merah, hati, kuning telur, sayuran berdaun hijau, biji bersekam dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi.
5.)   Diskusikan peningkatan kerentanan terhadap infeksi, tanda dan gejala yang memerlukan intervensi medis.
Rasional    :   Penurunan produksi leukosit potensial resiko untuk infeksi.
 3.      Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

4.      Evaluasi
Pada tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai. Evaluasi yang merupakan proses terus menerus, diperlukan untuk menentukan seberapa baik rencana perawatan yang dilaksanakan.
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinu, karena setiap tindakan keperawatan dilakukan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
Unknown Web Developer

No comments:

Post a Comment