1.
Pengertian
Intrapartal / Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina kedunia luar.
Persalinan normal adalah suatu
proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk
melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara
spontan.
2.
Sebab-sebab terjadinya persalinan
Pada
akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai
berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi
dilahirkan. Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak
diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan
timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :
A. Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kopntraksi uterus
♥ Rasio estrogen terhadap progesteron
Progesteron mengjambat kontraksi uterus
selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung
meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena
estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang
berdekatan. Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang
secara progresif makin bertambah selama
kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen
terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin
sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasioestrogen terhadap
progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak
berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
♥ Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin
mewrupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus
menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
☼ Otot uterus
meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu
meningkatkan responnya terhadap dosis
oksitosin yang diberikan selama beberapa
bulan terakhir kehamilan.
☼ Kecepatan
sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.
☼ Iritasi oleh
regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior
meningkatkan sekresi oksitosinnya.
♥ Pengaruh hormon fetus pada uterus
Kelenjar
hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat,
dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan
suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam
kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
B. Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
♥ Regangan otot-otot uterus
Regangan
sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut.
Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada
uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.
♥ Regangan atau iritasi serviks
Regangan
atau iritasi saraf pada serviks
mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara
sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke
korpus uterus.
3.
Tanda-Tanda Persalinan
♥ Kala I
Tanda dan gejala :
- His sudah Adekuat
- Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm
- Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
His dianggap Adekuat bila :
- His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40 detik
- Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
- Serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai
akibat his dibagi dalam 2 fase :
1.
Fase laten
: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
2. Fase
aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
·
Fase
akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
·
Fase
dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung sangat cepat, dari
4 cm menjadi 9 cm.
·
Fase
diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase – fase tersebut dijumpai pada
primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten,
aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
♥ Kala II
Persalinan kala II dimilai ketika
pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin
Tanda dan gejala :
· Ibu ingin meneran
· Perineum menonjol
· Vulua dan anus membuka
· Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
· Kepala telah tyurun didasar panggul
♥ Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Tanda dan gejala :
· Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum
meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada
dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus.
Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta didoprong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi
diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ).
· Tali pusat memanjang
Semburan darah yamg tiba – tiba
yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan
plasenta dari dinding uterus.
·
Semburan
darah tiba – tiba
Darah yang terkumpul dibelakang
plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari
gravitasi. Semburan darah yang tiba – tiba menandakan bahwa kantung yang
terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.
♥ Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa
yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisisk setelah
melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam.
Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan
dapat terjadi, misalnya karena atonia, uteri, robekan pada serviks dan
perineum. Rata rata jumlah perdarahan normal 100-300 cc, bila perdarahan diatas
500 cc maka dianggap patologi. Perlu
diingat ibu tidak perlu ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan
kekamarnya.
4. Penangan nyeri pada ibu
Pengertian nyeri
Nyeri merupakan suatu fenomena yang
neurofisiologis yang berfat subyektif dan merupakan pengalaman pribadi.
Tehnik
Mengurangi Rasa Nyeri
Pada
saat yang tepat hasil konsepsi akan
dikeluarkan dari uterus, hal ini akan menimbulkan adanya kontraksi uterus yang
menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit ini merupakan suatu pengalaman pribadi dan
bersifat subyektif, individual dan juga untuk individu yang sama dari waktu ke
waktu.
Rasa sakit tersebut merupakan suatu
fenomena neurologist yang sukar untuk diterangkan. Respon rasa sakit dipengaruhi
oleh latar belakang kultur, kelelahan konsep diri, pengalaman masa lalu,
kecemasan dan perhatian. Adapun yang menimbulkan sakit pada persalinan ini
yaitu;
·
Emosi
seperti takut dan cemas
·
Tarikan
peritonium dan utero cervical
·
Tekanan
pada organ sekitar
- Hipoksia miomertrium dan sekitarnya.
Rasa sakit dapat mengakibatkan ;
1.
Meningkatnya
efektifitas syaraf simpatis dan ditandai dengan meningkatnya nadi, pernafasan,
tekanan darah dan tonus otot.
2.
Gerakan
tubuh seperti mengepal, mencari pegangan.
3.
Ucapan-ucapan
verbal seperti mendesis atau berteriak-teriak.
4.
Ekspresi
wajah beerubha.
5.
Respon
terhadap lingkungan menurun
6.
Kebutuhan
akan kontak fisik.
Lokasi nyeri pada persalinan sangat
bervariasi, seperti kita ketahui bahwa uterus dipersyarafi oleh syaraf simpatis
dan para simpatis dan cerobrospinal dimana syaraf tersebut mempersyarafi
endometrium, simpatis menimbulkan kontraksi dan vasokontraksi sedangkan syaraf para simpatis mencegah
kontraksi dan menyebabkan vasodilasi.
Syaraf yang berasal dari thorakal
10-12 mengandung syaraf sensoris dari uretus kemudian diteruskan kepusat
nyeri.syaraf sensoris dari atasd vagina melalui sakral 2,3,dan 4.
Pada kala I daerah yang paling sakit
yaitu diatas simpisis dan di pinggang dan bagian belakang. Pada kala II daerah
yang paling sakit adalah atas simpisis dan pinggang bagian belakang menjalar ke
paha. Pada akhir kala II yang paling sakit adalah daerah perineum, sedangkan
pada bagian atas simpisis dan bagian belakang sudah berkurang.
Sakitnya.
Metode Mengurangi Rasa Nyeri.
Ada beberapa cara yang cepat dilakukan perawat ataupun bidan dalam
membantu
Persalinan
, dalam kesempatan ini akan dibahas tentang tehnik mengurangi nyeri yang
merupakan tindakan perawat yang bersifat independent, sedangkan ternik
mengurangi nyeri dengan pemberian obat-obatan tidak dibahas lebih jauh karena merupakan tindakan kolaboratif.
Tehnik mengurangi nyeri adalah sebagai berikut ;
1. Kenyamanan.
Kenyamanan ini meliputi posisi dan pengololaan selama sakit. Posisi yang
dianjurkan miring kekiri untuk mengurangi
penakanan pada vena cava., kepala ditinggikan 45O agar kerja jantung
dan paru ringan. Sedangkan pengololaah selama rasa sakit adalah pengosongan kandung kemih, kebersihan,
alat tenun bersih dan rapih.Mengingat ibu dianjurkan untuk ekspirasi lewat
mulut sehingga perlu menganjurkan ibu
untuk kumur-kumur.
2. Relaksasi.
Perawat- bidan salam membantu klien melakukan
relaksasi, hal yang perlu diingat adalah
menjelaskan kepada ibu bahwa
relaksasi selama kontraksi adalah sangat penting untuk mengurangi tekanan
abdomen pada uterus dan juga memberi rasa nyaman pada ibu.
Cara yang mudah untuk mengingatkan kepada ibu
untuk bernafas adalah dengan mengajarkan kepada ibu untuk bernafas dalam dan
mengeluarkan lewat hidung., selain itu dapat dilakukan tehnik massage , untuk
itu perawat-bidan perlu mengetahui \memahami teori gate control.
Ada dua macam serabut syaraf yang perlu diketahui
yakni serabut saraf yang berdiameter kecil dan serabut syaraf berdiameter besar
yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Impuls rasa sakit yang berdiameter kecil yang menyebabkan gate control di spinal
cord membuka dan menimbulkan rasa nyeri, tetapi inpuls ini dapat diblok dengan
memberikan rangsangan pada serabut syaraf berdimeter besar yang menyebabkan gate control akan
tertutup dan rangsangan nyeri tidak diteruskan kekorteks serebral. Pada
prinsipnya serabut syaraf berdiameter besar banyak dijumpai dikulit sehingga harus dilakukan segera pada awal
rasa sakit atau sebelum impuls rasa
sakit yang dibawah oleh syaraf berdiameter kecil mencapai korteks serebri.
Ada
beberapa cara massage yang dapat dilakukan dalam merangsang saraf berdiameter
besar. Yakni ;
a.
Efflurage.
Pasien dalam posisi berbaring atau setengah
duduk , lalu letakkan kedua tangan pada
perut dan secara bersamaan digerakkan
melingkar dari arah pusat kesimpisis atau bisa menggunakan satu tangan dengan
gerakan melingkar satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien
sendiri.
b.
Deep
back massage
Ibu berbaring miring. Lalu perawat-bidan
atau suami klien menekan daerah sakrum secara menetap dengan telapak tangan ,
kemudian dilepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
c.
Firm
counterpressure.
Ibu dalam posisi duduk kemudian
perawat-bidan atau suami klien menekan sakrum secara bergantian dengan tangan
yang dikepalkan secara menetap.
d.
Abdominal
lifting
Baringkan ibu pada posisi terlentang dan
kepala agak tinggi letakkan kedua telapak tangan perawat-bidan pada pinggang
bagian belakang klien lalu secara bersamaan lakukan usapan yang belahan dan
menetap pada arah puncak perut, kemudian ulangi seterusnya.
3. Distraction atau mengalihkan perhatian.
Dalam
mengatasi nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien, perawat-bidan dapat
menganjurkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti membaca, menyenangkan
hal-hal yang membahagiakan atau melakukan usapan secara teratur pada perut dan
pinggang. Mekanisme kerjanya sama dengan teori gate control.
Cara mengalihkan perhatian yang lainnya
cukup efektif adalah dengan nafas dalam sebagaimana yang dikemukakan oleh
Lamaze (1960) yakni ;
v Pembukaan 3 cm
Nafas dalam
6-9 X/ mnt, inspirasi dari hidung dan ekspirasi lewat mulut secara
berlahan-lahan, pusatkan perhatian pada satu fokus dengan mata tertutup.
v Pembukaan 4-7cm
Nafas dalam 15 X/mnt pada saat inspirasi lengan diangkat kearah
kepala untuk menjauhkan peritoneum dari rangsangan uterus.
v Pembukaan 8-10 cm
Fase ini dikenal dengan fase
transisi. Pada saat ini sangat sulit mengontrol pernafasan sehingga ibu
dianjurkan untuk bernafas dengan pola 4:1, 6:1, 8:1, caranya yaitu inspirasi
pendek –pendek dari hidung sebanyak 4,6 atau 8 kali lalu akhiri dengan
ekspirasi panjang satu kali melalui mulut.
4. Mengurangi kecemasan dan ketakutan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dick and
Read (1959) dalam maternity Nursing
bahwa ketidaktahuan akan menyebabkan ketakutan , ketakutan akan meningkatkan
ketengangan otot dan menimbulkan nyeri.
Dalam mengatasi hal ini perawat-bidan dapat
memberikan informasi yang sesuai pendidikan dan latar belakang kebudayaan
klien, antar lain ;
Ø Kemajuan persalianan
Ø Alat-alat atau prosedur yang akan
dilakuakan.
Ø Obat-obatan
5. Memanfaatkan orang terdekat.
Ada dua
keuntungan tehnik ini ;
Ø Keuntungan emosional;
1.
ibu
akan mempunyai pengalaman positif terhadap melahirkan
2.
Perasaan
berpartisipasi nyata dalam melahirkan anknya.
3.
Membantu tumbuhnya hubungan orang
tua dan anak
4.
Membantu tumbuhnya hubungan atara
ibu dan bapak.
Ø Keuntungan fisiologis.
1.
Ibu dapat bekerjasama pada saat
pemeriksaan.
2.
Ibu tidak terlalu lelah pada saat
sesudah melahirkan
3.
kesuksesan dalam mengurangi sakit
tanpa menggunakan obat obatan
4.
Komplikasi
seperti sakit sehubungan dengan menurunya oksigen dapat dihindari.
Hal-hal yang diperhatikan Dalam melakukan tehnik mengurangi rasa sakit ;
1.
Variasi
tekhnik yang digunakan 2-3 X kemudian ganti cara lain
2.
Segera mulai pada awal timbulnya
his
3.
Sesuaikan kemampuan klien.
4.
Catat kemampuan ibu dalam
mengurangi rasa sakit.
5.
Mengenai kekuatan yang dibutuhkan
tergantung dengan kekuatan mengatasi rasa sakit sebelumnya.
6.
Jika ibu telah berasil mengatasi
cara tersebut akan mendorong ibu melakukannya lagi.
No comments:
Post a Comment